Camping Ground Tikus Emas

Harlah NU 96, Ponpes Hidayatussalikin Gelar Istighotsah Kubro dan Do'a Untuk Bangsa

24, March 2019 - 11:18 PM
Reporter : adithan
Harlah ke 96 NU tersebut digelar dengan mengambil tema besar 'Doa untuk Bangsa', yang dikemas dengan istighotsah kubro secara nasional, di Ponpes Hidayatussalikin Air Itam, Sabtu (23/03/2019).
Harlah ke 96 NU tersebut digelar dengan mengambil tema besar 'Doa untuk Bangsa', yang dikemas dengan istighotsah kubro secara nasional, di Ponpes Hidayatussalikin Air Itam, Sabtu (23/03/2019).

Bangka Terkini, Pangkalpinang --- Pondok Pesantren Hidayatussalikin Air Itam Pangkalpinang ambil alih peringatan Hari lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke 96 serentak se Indonesia, untuk wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Harlah ke 96 NU tersebut digelar dengan mengambil tema besar 'Doa untuk Bangsa', yang dikemas dengan istighotsah kubro secara nasional, Sabtu (23/03/2019).

Kegiatan ini dihadiri lebih sari 700 Jama'ah dari berbagai Daerah dan didukung penuh oleh Kapolda Kepulauan Bangka Belitung (Babel), mendoakan untuk bangsa yang langsung dipimpin oleh pengasuh pondok pesantren Hidayatussalikin KH. Ahmad Jakfar Siddiq.

Pengasuh PP. Hidayatussalikin dalam tausiyahnya menyampaikan, Harlah NU ke 96 ini menjadi momentum untuk lebih jauh mengenal Nahdlatul Ulama secara utuh bagi masyarakat khususnya di Babel. " Dengan situasi bangsa hari ini, penting bagi kita untuk mengenal Nahdlatul Ulama yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bangsa ini sendiri," ungkap KH Jakfar.

Secara kultur masyarakat Babel, hal ini ditandai dengan kebiasaan masyarakat dalam menjalankan amaliyah-amaliyah Nahdliyyin yang sangat kental seperti tahlilan dan lain sebagainya. Diakuinya secara identitas keorganisasian belum banyak masyarakat Babel sendiri ingin bergabung dan berdiskusi.
" Padahal masyarakat Bangka Belitung ini secara kultur sudah NU, habis sholat wiridan, ada tahlilan, nganggung, sedekahan yang merupakan kultur budaya NU. Cuma secara identitas masih belum banyak yang mau mengabdi sebagai warga NU," jelasnya.

" NU berdiri 96 tahun, tidak ada kata lain selain umat harus bangkit dalam mengawal dan melanjutkan titah para ulama terdahulu untuk menjaga keutuhan NKRI," tambahnya.

Dijelaskannya juga, NU berdiri 96 tahun tepatnya 16 Rajab atau kalender 31 Januari 1926. Ada sejarah bahwa NU memang keramat bahkan Indonesia belum berdiri, NU sudah mengawal keberagaman berbangsa dan bernegara. " 1908 sudah ada gerakan-gerakan kebangkitan umat, sampai akhirnya Hadratus Syaikh Hasyim As'ari mencetuskan nama Nahdlatul Ulama yang sebelumnya terdiri dari beberapa nama diantaranya Nahdlatul Wathon, Nahdlatul Tujjar, kebangkitan pengusaha dan lain sebagainya," terangnya.

Dirinya juga berpesan, pentingnya merawat kebhinnekaan dari kepentingan-kepentingan yang mengancam keutuhan NKRI. Santri dan masyarakat dihimbau untuk selalu menjaga dan melestarikan budaya, adat istiadat yang dimiliki Indonesia selama ini. "Indonesia ini kaya, apa saja ada. Jadi tidak ada alasan, santrinya wajib bangkit, umatnya harus bangkit," pesannya.

Sementara itu, kapolda Kepulauan Bangka Belitung Brigjen Pol Istiono mengakui Nahdlatul Ulama merupakan organisasi yang besar dan berjasa bagi NKRI seraya mengucapkan selamat Harlah 96. " Kami ucapkan selamat hari lahir ke 96, semoga di umur yang sudah matang ini NU selalu berperan aktif dalam menjaga kebhinnekaan dan menjaga keutuhan NKRI," ucapnya.

" NU inilah yang selalu komitmen terhadap keagamaan dan kebangsaan kita,  pendiri NU telah berperan dalam perjuangan serta dalam upaya mendukung kemerdekaan," tegasnya.

" Dalam momentum Harlah inilah warga NU khususnya di Kepulauan Bangka Belitung mampu memberikan kedamaian bagi masyarakatnya," tutupnya.