Camping Ground Tikus Emas

'Tangisan Atlet Babel' Final Cabor Muay Thai Hanya Rebut Perak dan Perunggu

06, November 2019 - 08:58 PM
Reporter : adithan
Atlet Muay Thai Babel, Yuliana bersama Pelatih Surya Tiger dan Ketua KONI Babel Elfandi
Atlet Muay Thai Babel, Yuliana bersama Pelatih Surya Tiger dan Ketua KONI Babel Elfandi

Berita Bangka Belitung - Bangka Terkini, Bengkulu --- Isak tangis tak terbendung lagi dari salah satu atlet cabor Muay Thai Bangka Belitung (Babel), usai laga final pada Porwil X Sumatera, di Bengkulu, Rabu (06/11/2019).

Pasalnya, usai bertanding melawan atlet Sumatera Utara di final cabor Muay Thai, perempuan berhijab Yuliana atlet Muay Thai asal Babel sudah berharap masuk PON 2020 karena berhasil menuju final Muay Thai.

Tapi, sesuai dengan peraturan dari PB Muay Thai kenyataannya berbeda. Dua kategori yang ditempuh hingga final yang dipertandingkan Yuliana, tidak bisa menuju PON. Karena emas sudah jatuh ke tangan atlet Pelatnas.

Diakui Yuliana, sangat kecewa, berbulan - bulan latihan berharap bisa ke PON, tapi yang mendapatkan emas dari atlet pelatnas. " Padahal kami yang final, berusaha keras tapi yang dapat emas nya atlet pelatnas. Sedangkan dia tidak pernah hadir bertarung disini, masa partai final hasilnya perak dan perunggu," sesalnya.

Terkait perihal itu, Dirinya sangat berharap kedepan, PB Muay Thai untuk lebih memikirkan perjuangan atlet. " Dalam setiap pertandingan kami harus latihan keras untuk menampilkan yang terbaik. Dengan kucuran keringat, darah dan air mata untuk menjadi seperti sekarang," cetusnya.

" Harapan saya kedepan mereka sadar, tidak ada lagi sistem seperti ini. Mereka harus tahu perjuangan atlet itu, dua kelas saya masuk final tapi hanya dapat perunggu," harapnya.

Meski tampil percaya diri, Yuliana mengakui kekalahan dari lawannya yang menang angka dalam 3 round. Dirinya berusaha menjaga jarak dari lawan untuk mencari celah. Namun usaha ini gagal, beberapa kali lawan berhasil catatkan angka dari tendangan dan tinjuan.

Senada, Coach Muay Thai Babel, Surya Tiger juga sangat kesal dengan sistem di Porwil X Sumatera ini. Atlet Pelatnas mendapat prioritas emas tanpa bertanding sekalipun. Untuk pertandingan final, yang kalah gagal menuju PON 2020.

" Dapat emas tapi tidak pernah main, berarti percuma kita disini capek latihan dan tarung perebutan final bukan dapat perak tapi perunggu. Semoga kedepan lebih baik jangan kecewakan atlet seperti ini," tegasnya.

Diakui Surya, selama perhelatan Porwil X Di Sport Centre Bengkulu, dirinya merasa tiga kali dirugikan. Paling parah, atletnya sudah dinyatakan menang oleh announcer tapi diralat dan dinyatakan kalah. " Tiga atlet saya dirugikan, dicurangi termasuk sekarang perebutan final. Masa tiba-tiba ada atlet pelatnas yang sudah pastikan emas tanpa tanding," tutupnya.