Camping Ground Tikus Emas

Tahun 2016 Hingga 2019, Bencana di Pangkalpinang Naik 3 Kali Lipat

06, November 2020 - 09:01 PM
Reporter : adithan
Doc : BPBD Pangkalpinang
Doc : BPBD Pangkalpinang

BANGKA TERKINI - PANGKALPINANG --- Dalam kurun waktu 3 tahun yakni 2016 hingga 2019 kejadian bencana di Pangkalpinang naik 3 kali lipat. Hal tersebut diungkapkan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pangkalpinang, Izwarhadi.

" Dari 2016 hingga 2019 bencana di Pangkalpinang naik 3 kali lipat. Dimana kenaikan eskalasi kebencanaan tersebut banyak terjadi pada bencana banjir serta kebakaran hutan dan lahan angin kencang/puting beliung," ungkapnya kepada awak media, Jum'at (06/11/2020).

Jika dirunutkan kejadian kebencanaan berdasarkan tahunnya, Kota Pangkalpinang pernah di terjang banjir bandang pada tahun 2016 silam, dimana dari kejadian tersebut terdapat 12 titik banjir dengan skala besar hampir di seluruh Kota Pangkalpinang.

Pada tahun 2017 kejadian bencana mulai mengalami kenaikan, dimana  bencana seperti banjir, puting beliung, kabakaran hutan dan lahan terjadi walupun dalam skala kecil, kecuali bencana puting beliung terjadi hampir di seluruh Kota Pangkalpinang.

" Ada sebanyak 29 titik banjir, 2 titik genangan air, 8 titik puting beliung serta 4 titik pohon tumbang pada tahun itu, dari kejadian itu terdapat 129 unit rumah terdampak akibat bencana tersebut," terangnya.

Pada tahun 2018 ada sedikit penurunan kejadian bencana di Pangkalpinang hanya saja, terjadi penambahan satu titik kebencanaan yakni tanah longsor. Sedangkan untuk bencana banjir terdapat 16 titik, genangan air 10 titik, kebakaran hutan dan lahan 2 titik, puting belung 3 titik, tanah longsor 1 titik. kendati demikian terdapat 10 unit bangunan mengalami kerusakan serta 543 bangunan perumahan yang terkena dampak banjir tersebut.

Lebih lanjut, Puncak kenaikan kejadian kebencanaan di Pangkalpinang sejak 3 tahun terakhir terjadi pada tahun 2019. Dimana pada tahun tersebut terjadi kenaikan eskalasi kebencanaan secara signifikan, seperti banjir terdapat 41 titik, genangan air terdapat 36 titik, kebakaran hutan dan lahan 88 titik, puting beliung 6 titik, pohon tumbang 1 titik.

" Sedikitnya terdapat 3 unit bangunan umun serta 1829 unit pemukiman terdampak banjir, 2 unit kendaraan serta 37 unit pemukiman rusakan akibat puting beliung serta 138 hektar luas lahan terdampak kerusakan akibat kebakaran hutan dan lahan," jelas Izwarhadi.

Melihat dari kejadian tersebut perwilayahnya, Kecamatan Tamansari merupakan wilayah yang paling terdampak atas bencana banjir yang terjadi.

" Selain banjir, hampir di seluruh kelurahan di Kecamatan Tamansari tersebut terdapat genangan-genangan air. Untuk kejadian puting beliung sendiri banyak terjadi di Kelurahan Keramat, Kecamatan Rangkui. Sedangkan kebakaran hutan dan lahan paling banyak terjadi diwilayah Kelurahan Temberan, Kecamtan Bukit Intan serta wilayah Kelurahan Selindung, Kecamatan Gabek," jelasnya.

" Pada tahun 2019 sendiri, pernah terjadi dalam satu harinya terjadi lebih dari 6 kejadian kebakaran hutan dan lahan di titik yang berbeda," timpalnya.

Sambung Izwarhadi, berdasarkan pantauan tim BPBD pada  tahun 2020 ini terdapat penambahan titik bencana banjir dan genangan air di Pangkalpinang. (Red*)