Camping Ground Tikus Emas

Bangka Botanical Garden (BBG) Pangkalpinang Sukses 'Sulap' Lahan Kritis Jadi Agrowisata

16, July 2021 - 11:47 AM
Reporter : adithan
Bangka Botanical Garden (BBG) Pangkalpinang
Bangka Botanical Garden (BBG) Pangkalpinang
Manager Operasional, Replianto (Baju Putih)
Bangka Botanical Garden (BBG) Pangkalpinang
Bangka Botanical Garden (BBG) Pangkalpinang

BANGKA BELITUNG TERKINI - PANGKALPINANG - Provinsi Bangka Belitung mempunyai banyak sekali keindahan alam ataupun tempat wisata, salah satunya yakni Bangka Botanical Garden (BBG) Pangkalpinang.

Bangka Botanical Garden (BBG) Pangkalpinang ini merupakan normalisasi lahan kritis akibat tambang yang dibiarkan begitu saja. Selain destinasi-destinasi tentang Laskar Pelangi, Bangka Belitung juga memiliki satu destinasi yang berhubungan dengan agrowisata. Tempat ini menjadi pilihan favorit para wisatawan sebagai alternatif lain dari wisata pantai.

saat ini Bangka Botanical Garden merupakan acuan pengembangan lahan tidak produktif bagi daerah-daerah lain di Indonesia. Pasalnya BBG mampu mengolah lahan dengan tingkat pH (keasaman) di bawah 5 menjadi lahan subur dengan berbagai jenis tanaman, tambak budidaya jenis ikan air tawar dan peternakan sapi perah dan potong.

Diakui Manager Operasional BBG Pangkalpinang, Replianto awlanya tahun 2001 BBG hanya memiliki 20 ekor sapi yang didatangkan langsung dari Switzerland. Kemudian dilakukan kawin suntik agar nanti anak dari indukan sapi ini bisa normal. Jika kawin alami hasilnya tidak bagus pasalnya sapi ini hanya satu jenis dan sekarang menjadi 160 ekor sapi perah.

" Jadi awalnya hanya 20 sapi kemudian kita ternak dan ambil kotorannya, lalu kotoran ini kita olah menjadi pupuk kemudian kita tanami rumput untuk pakan sapinya. Kemudian kotoran yang sudah jadi pupuk kita gunakan untuk penyuburan lahan lainnya. Makanya jadi lah seperti sekarang ini," ungkap pria disapa Repli

Peternakan sapi perah ini kata Repli diibaratkan emas yakni Emas Putih dimana sudah jelas ini sapi perah yang menghasilkan susu, kemudian emas Hitam dimana kotorannya yang berwarna hitam dimanfaatkan menjadi pupuk, dan juga Emas Cair yakni air kencingnya. " Kenapa kotorannya ini kita anggap emas hitam, karena dari kotoran nya ini lah kita bisa mebuat lahan menjadi seperti ini atau bisa normalisasi lahan ini hingga bisa dinikmati dan dijadikan masyarakat Bangka Belitung tempat wisata," ucapnya.

Tidak hanya itu, diakui Repli pria yang merupakan seorang insinyur peternakan, secara keilmuan yang ia pelajari sapi perah cocoknya untuk daerah dingin yakni sekitar 800 meter dari permukaan laut. " Sedangkan kita hanya beberapa meter dari laut, ini sangat ide yang gila. itu lah bos kami (Johan Aping) sangat gila dalam hal berinovatif hingga orang - orang tahu bahwa tidak ada yang tidak mungkin," akuinya.

Lanjut Repli, BBG awalnya belum dibuka untuk destinasi wisata. Namun sudah banyak masyarakat yang mengunjungi taman - taman yang ada di bagian depan untuk swafoto dan piknik. Jadi tidak bisa dilarang hingga akhirnya dibuka untuk umum. " Tapi sangat disayangkan selama pandemi kemarin. Dari awal pandemi kita sudah tutup artinya tidak ada yang boleh masuk ke area peternakan kecuali ada hal penting seperti observasi untuk mahasiwa ataupun izin shooting langsung ke saya pribadi dan didampingi. Kalau bagian depan silahkan saja yang ingin menikmati suasana yang adem di BBG selama menerapkan protkes yang sesuai ketentuan," ucapnya.

Kedepannya, dikatakan Repli, BBG memang akan dijadikan objek wisata di Pangkalpinang atau agrowisata. dimana ada lahan perkebunan, peternakan, juga wisata lainnya. " Jadi lahan seluas 300 Ha ini, yang terpakai baru 200 an. Kita juga sudah siapkan 40 Ha  untuk wisata seperti flying fox dan juga kampung tradisional. Namun saat ini dikarenakan pandemi tentu saja menjadi terhambat, karena proposal semua sudah siap tapi dana nya masih minim karena terkuras ke hal yang lebih penting," pungkasnya. (AsF)