Camping Ground Tikus Emas

Kunjungi UPTD Balai Pertanian Babel, Erzaldi 'Balai Ini Akan Dijadikan Sains Techno Park'

11, February 2019 - 10:29 PM
Reporter : adithan
Gubernur Babel, Erzaldi Rosman kunjungi kawasan UPTD Balai Benih Pertanian Pemprov Babel, Senin (11/02/2019). Foto (Doc Humas)
Gubernur Babel, Erzaldi Rosman kunjungi kawasan UPTD Balai Benih Pertanian Pemprov Babel, Senin (11/02/2019). Foto (Doc Humas)

Bangka Terkini, Air Buluh --- Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman kunjungi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Benih Pertanian milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel yang ditempatkan di Jalan Raya Penagan, Desa Air Buluh, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka dan akan dikembangkan menjadi Sains Techno Park (STP).

Hal tersebut ditegaskan Gubernur Babel, disela-sela jadwal kunjungannya ke tempat proses penangkaran bibit lada yang merupakan kerjasama antara Pemprov Babel dengan UGM di areal seluas 200 hektar di kawasan UPTD Balai Benih Pertanian Pemprov Babel, Senin (11/02/2019).

" Kami sedang mencari cara pembuatan trikodema, jamur mikoriza, dan pasteurisasi dan sterilisasi tanah yang dibuat media tanam bibit lada," ungkapnya yang ditemani Kepala Dinas Pertanian Babel, Juaidi, Kepala UPTD Balai Benih Pertanian Babel, Judnaydi dan Ketua Tim Ahli Penangkaran Bibit Lada dari Universitas Gajah Mada (UGM), Prof Bambang Hadisutrisno. 

" Saya juga berkesempatan memasukkan biji jagung yang telah ditumbuhkan ke batu ziolit sebagai salah satu proses pembuatan jamur mikoriza yang akan digunakan untuk menyelamatkan dan penguat akar bibit lada," tambahnya Gubernur Babel tersebut. 

Tidak hanya itu, selain melihat proses penangkaran bibit lada, rombongan juga melihat pengembangan lainnya di UPTD tersebut, seperti Peternakan Sapi, dan Peternakan Ayam, yang ada di tempat itu.

" Kedepan, para Penangkar Bibit Lada Babel akan melakukan penangkaran bibit lada di tempat ini, sekaligus sebagai tempat pendidikan dan pelatihan bagi mereka. Semoga para penangkar lada mengikuti SOP dan ketentuan pembuatan lada yang dikembangkan," harapnya. 

Lebih lanjut, Dirinya juga mengatakan jika mereka sudah bisa, sudah aman serta mengikuti SOP yang ada sesuai dengan arahan dari Prof. Bambang selaku pengawas di sini, Dirinya yakin bisa dilepas.

" Jangan sampai mereka belum apa-apa, belum tahu kemampuannya, sudah dilepas. Malah membalikkan bibit yang dihasilkan tidak bagus," tegasnya. 

" Dengan adanya pendidikan terhadap para penada lada itu, maka bibit lada yang dihasilkan dan akan didistribusikan kepada masyarakat yang dihasilkan adalah bibit lada yang berkualitas, dan bebas sekaligus tahan dari semua penyakit," tutupnya. (*)