Enam Mahasiswa Taiwan 'Resign', Audiensi ke DPRD Babel. Ini Yang Terjadi
Bangka Terkini, Pangkalpinang --- Sebanyak 6 orang Mahasiswa Bangka Belitung (Babel) yang menempuh pendidikan di Taiwan, sampaikan rasa kecewa selama pendidikan di Taiwan ke DPRD Babel, Rabu (27/03/2019).
Diketahui, sebenarnya 6 orang Mahasiswa Taiwan asal Bangka Belitung tersebut sudah menyatakan resign dari kampus bersangkutan. Kemudian melakukan audiensi dengan DPRD Babel, guna menyampaikan permasalahan selama menyandang status sebagai Mahasiswa di Taiwan.
Rapat Audiensi ini dipimpin langsung Wakil ketua komisi IV DPRD Bangka Belitung, Tanwin didampingi Bong Ming Ming (wakil ketua Komisi 1), Adet (ketua Komisi 1), dan Azwari ( Komisi IV ) serta Kepala Dinas Pendidikan M. Sholeh.
Salah satu Mahasiswa yang resign dari pendidikan di Taiwan, Ari menyebutkan sangat mengapresiasi program kuliah dan magang yang sudah mereka laksanakan. Namun, sedikitnya ada 25 point yang mereka anggap sebagai masalah, yang perlu diijabarkan di hadapan para wakil rakyat yang hadir serta Kepala Dinas Pendidikan Babel.
" Beberapa point itu yakni mengenai biaya yang tidak seimbang antara pendapatan dan pengeluaran, suasana Belajar yang tak kondusif hingga pihak kampus yang mereka anggap terkesan tak support dengan kegiatan yang di selenggarakan mahasiswa," ungkapnya.
Diakui Ari, sebelumnya mereka sudah dijelaskan terkait program Kuliah dan magang ini, tapi dalam perjalanannya memang diluar ekspektasi, " Apalagi saat ini sudah ada 21 mahasiswa yang dipecat sehingga bingung mau bayar kebutuhan dan kewajiban disana," sesal Ari bersama ke 5 rekannya.
Selain masalah pendapatan yang kecil, Ari bersama 5 rekannya juga menilai sistem belajar disana berantakan. Serta merasa kecewa dengan dinas pendidikan yang kurang penyeleksian peserta yang ikut program ke Taiwan tersebut. " Ibarat kalau saya ngomong asal ada uang bisa pergi," Cetusnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Babel M. Sholeh, membantah perihal tersebut. Baginya, pihaknya tidak melakukan penyeleksian karena sifatnya hanya membantu. " Saya tegaskan kalau dinas pendidikan tidak pernah melakukan seleksi, kita sifatnya hanya membantu dan memfasilitasi. Sedangkan terkait sesi wawancara yang dilakukan itu sifatnya membantu karena Komunikasi yang sulit disebabkan Beda bahasa," jelasnya.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Babel, Tanwin mengatakan beberapa hal permasalahan yang disampaikan Ari dan kawan - kawan, bukan suatu hal yang urgent.
" Sebenarnya tidak ada yang urgent dari permasalahan yang mereka sampaikan, terkait mengenai Pendapatan yang kecil jika dibandingkan pengeluaran. Masing-masing kan sudah tahu kalau beasiswa hanya satu tahun, biaya selanjutnya dari penghasilan magang yang mereka lakukan. Pesan saya jangan cengeng kita kan dinegeri orang," tutupnya.