Camping Ground Tikus Emas

'Gruduk' Kantor Walikota, Mahasiswa : Jangan Sampai Kota Beribu Senyuman, Jadi Kota Beribu Kekecewaan

12, November 2020 - 02:08 PM
Reporter : adithan
Sejumlah Mahasiswa yang terdiri dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pangkalpinang, Pergerakan Pelajar Indonesia Raya (Parindra), Masyarakat Peduli Transparasi dan Demokrasi (MPTD) Babel, Gerakan Muda Bangka Belitung (GMBB) geruduk kantor Walikota Pangkalpinang, Kamis (12/11/2020).
Sejumlah Mahasiswa yang terdiri dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pangkalpinang, Pergerakan Pelajar Indonesia Raya (Parindra), Masyarakat Peduli Transparasi dan Demokrasi (MPTD) Babel, Gerakan Muda Bangka Belitung (GMBB) geruduk kantor Walikota Pangkalpinang, Kamis (12/11/2020).

BANGKA TERKINI - PANGKALPINANG --- Sejumlah Mahasiswa yang terdiri dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pangkalpinang, Pergerakan Pelajar Indonesia Raya (Parindra), Masyarakat Peduli Transparasi dan Demokrasi (MPTD) Babel, Gerakan Muda Bangka Belitung (GMBB) geruduk kantor Walikota Pangkalpinang, Kamis (12/11/2020).

Diketahui, aksi tersebut terkait robohnya pembangunan jembatan fenomenal yang akan menjadi salah satu icon Pangkalpinang yakni Jembatan Air Kerabut/Jerambah Gantung. Yang mana sudah menggunakan APBD dengan nominal sebesar Rp 25,980 Miliar. Namun, mirisnya Pembangunan jembatan telah roboh sebelum pengerjaannya selesai.

Terkait perihal tersebut, ketua MPTD Babel, Amsori saat memberikan orasi, meminta Walikota untuk melakukan pengecekan belanja bahan sesuai atau tidaknya.

" Terlebih robohnya jembatan itu jangan salahkan buaya muara yang ada disekitar sungai. Tapi salahkan buaya darat yang bekerja secara tidak profesional," tegasnya saat memberikan orasi di depan kantor Walikota Pangkalpinang.

"Jangan sampai slogan Kota Beribu senyuman menjadi Kota Beribu kekecewaan," sesal ketua Parindra, Tabrozi.

Senada disampaikan ketum PC PMII Pangkalpinang, Burkah mengatakan mewakili masyarakat Pangkalpinang meminta pertanggungjawaban, kejelasan dari semua pihak terkait baik Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkalpinang, pihak kontraktor serta pihak kejaksaan terkait spesifikasi robohnya jembatan tersebut.

" Kami terus mendesak Pemkot Pangkalpinang untuk membentuk tim analisis, serta harus tranparansinya pihak kejaksaan terkait robohnya jembatan ini," cetusnya.

Dirinya menilai, jembatan fantastis ini tidak akan roboh/rusak apabila dikerjakan dengan benar. " Kami yakini jembatan fantastis yang akan menjadi icon salah satu Pangkalpinang ini akan menjadi kenangan, pasalnya pengerjaan jembatan ini tidak akan selesai sampai akhir tahun in," pungkas Burkah.

Dalam hal ini, pihak mahasiswa ingin mempertanyakan siapa yang bertangjung jawab atas robohnya jembatan gantung air kerabut itu. Mahasiswa menilai harus adanya pembentukan tim untuk melakukan pengecekan pembangunan tersebut dan sangat tidak logis jika buaya muara disalahkan sebagai aktor penyebab robohnya jembatan itu. (Red)