Kasus kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan Jadi Sorotan Pemkab serta Kejari Bangka Tengah
BANGKA TENGAH, BANGKA TERKINI - Kasus Kekerasan terhadap anak dan perempuan menjadi sorotan tersendiri bagi Pemkab Bangka Tengah dan Kejaksaan Negeri (Kajari) Bangka Tengah, pasalnya pihaknya banyak menangani kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di cukup tinggi di Bangka Tengah
Hal ini di ungkapkannya pada saat kegiatan pemusnahan barang bukti di halaman kantor Kejaksaan Negeri Bangka Tengah, Selasa (24/01/2023).
Perlu kita ketahui, dalam satu bulan ada dua hingga tiga kasus yang di tangani oleh Kajari Bangka Tengah sepanjang tahun 2022.
" Bayangkan saja dalam sebulan kasus terhadap anak dan perempuan tercatat ada dua hingga tiga kasus masuk ke kami (Kajari red), jadi kasus ini tergolong tinggi di Bangka Tengah," ujar Syamsuardi Kepala Kejaksaan Negeri Bangka Tengah.
Pihaknya pun sudah memberikan hukuman yang berat terhadap para pelaku kekerasan kepada anak dan perempuan ini.
"Gunanya agar para pelaku bisa jera dan tidak kembali melakukan perbuatannya, tetapi para pelaku ini tidak jera," ungkapnya.
Syamsuardi berharap kepada pihak Pemkab Bangka Tengah agar memberikan sosialisasi kepada masyarakat serta pemahaman bahwa pelaku kekerasan ini hukumannya tidak lah ringan.
"tidak hanya melibatkan unsur masyarakat saja tapi ada juga unsur dari, agama dan adat istiadat dalam mengatasi kekerasan terhadap anak dan perempuan ini," tandasnya.
Sementara itu, Sekda Bangka Tengah Sugianto menyampaikan, pihaknya tidak menutupi bahwa tingkat kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan memang tinggi.
"Tetapi bukan berarti Pemkab Bangka Tengah hanya diam saja, pihaknya akan berupaya menekan angka kekerasan terhadap anak dan Perempuan ini," jelasnya.
Pemkab Bangka Tengah terus berupaya mengatasi kekerasan terhadap anak dan perempuan, hal tersebut juga sejalan dengan visi misi Pemkab Bangka Tengah menjadikan Kabupaten Bangka Tengah layak anak.
Selain itu kami juga berharap masyarakat, dapat memberikan sosialiasi ataupun pemahaman kepada keluarganya agar terhindar dari perbuatan yang melanggar agama, etika dan adat istiadat yang dapat menjerumus kepada kekerasan terhadap anak dan perempuan," pungkasnya. (BOM)
