Camping Ground Tikus Emas

Empat kali Ramadhan, Warga Kenanga Masih Cium Bau Busuk PT. BAA

06, May 2020 - 04:31 PM
Reporter : adithan
Warga Kenanga kembali memasang baliho dan spanduk yang berisi selentingan kritik untuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka
Warga Kenanga kembali memasang baliho dan spanduk yang berisi selentingan kritik untuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka

Berita Bangka Belitung - Bangka Terkini, Kabupaten Bangka --- Geram karena mecium bau tidak, Warga Kenanga kembali memasang baliho dan spanduk yang berisi selentingan kritik untuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka yang tidak bisa menghentikan operasional PT. Bangka Asindo Agri (PT BAA).

Diketahui, bau yang tidak sedap tersebut berasal dari Perusahaan tapioka yang sudah beberapa tahun ini membuat polemik di tengah masyarakat sekitar karena bau limbah yang menyengat.

Pada Baleho tersebut, Bertuliskan 'Sudah empat kali ramadan limbah pabrik PT BAA kami cium bau busuknya. Pemkab Bangka tidak mencabut ijin lingkungan pabrik ini, ada apa ini?'.

" Ini merupakan bentuk aksi kami yang kecewa kepada Pemkab, setiap hari mencium bau tidak enak ini. Jika bukan  karena pandemi Covid-19, kami mungkin sudah turun ke jalan," ungkap salah satu Warga, Heti kepada awak media, Rabu (06/05/2020).

Diakui Heti juga Baliho dan spanduk yang dipasang di beberapa titik sepanjang kelurahan Kenanga tersebut merupakan sumbangan sukarela dari masyarakat Kenanga sendiri. " Ada yang 50, 100 bahkan 10 ribu artinya semua tanpa paksaan dan memang tidak seluruh warga yang mendukung gerakan ini, karena sebagian ada warga yang bekerja di Perusahaan itu," terangnya.

" Sampai pagi hari ini tadi masih ada baunya, lebih bau lagi saat subuh. Padahal ini bulan puasa, bukannya tenang tapi malah bau gini," sesalnya.

Lanjutnya juga mengakui Pihaknya sudah pernah berkoordinasi dengan pihak provinsi mengenai hal tersebut dan membubuhkan lebih dari dua ribu tanda tangan warga tapi tidak ada hasilnya.

" Pihak provinsi memgatakan tidak bisa berbuat banyak karena izin lingkungannya ada pada ranah kabupaten, tapi sampai saat ini juga kabupaten Bangka belum juga mencabut izinnya padahal mereka sudah menurunkan tim independen," terangnya.

Terlebih lagi ditambahkannya, Warga juga khawatir dengan keberadaan PT BAA tersebut dapat mempengaruhi kualitas air tanah mereka karena tempat pembuangan limbahnya hanya dilapisi plastik.

" Pernah sampel air dibawa ke kelurahan untuk di cek tapi hasilnya sampai sekarang kita tidak tahu, soalnya ada yang mengeluh gatal-gatal, kita takutkan karena air ini warga juga terkena dampak limbah ini," pungkasnya. (Red) 

 

#bangkapos #bangkaterkini